Harga Minyak Turun 2 Persen karena Lonjakan Kasus Covid-19
Harga minyakturun lebih dari 2 % pada perdagangan Jumat (Sabtu waktu Jakarta), tertekan oleh bengkak produksi minyak Libya dan kecemasan bertambahnya infeksi virus corona. Ini bisa perlambat perbaikan perekonomian global dan keinginan bahan bakar.
Tetapi, keinginan untuk vaksin Covid-19 membuat harga minyak mentah berjangka dalam trend peningkatan mingguan ke-2 beruntun.
Harga minyak mentah Brent turun 72 sen atau 1,7 % jadi USD 42,78 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 99 sen atau 2,4 % jadi USD 40,13 per barel.
Untuk minggu ini, ke-2 nya ke arah peningkatan lebih dari 8 %.
Produksi minyak Libya sudah bertambah jadi 1,215 juta barel /hari (bph), naik dari 1,04 juta barel /hari yang disampaikan pada 7 November oleh National Oil Corp di negara itu.
Factor yang mendesak harga minyak yakni, data pemerintahan AS memperlihatkan stok minyak mentah naik 4,3 juta barel minggu kemarin. Riset menginginkan penarikan 913.000 barel.
"Pokoknya, faktor-faktor hati baik dari vaksin Pfizer sudah raib dan angka AMDAL yang menyebalkan sudah membuat sedikit revisi ke bawah," kata Harry Tchilinguirian, Kepala Riset Komoditas di BNP Paribas.
bandar ayam asia peraturan di dalam situs judi sabung ayam "Tetapi, OPEC+ siap-siap untuk sesuaikan produksinya dan kami masih menanti hasil eksperimen vaksin yang lain kemungkinan lebih gampang dialokasikan sebab tidak membutuhkan penyimpanan dingin semacam itu," lanjut ia.
Infeksi virus corona baru di Amerika Serikat dan dalam tempat lain ada di tingkat rekor dan pengetatan limitasi akan mengakibatkan keinginan bahan bakar sembuh lebih lamban dari yang diinginkan beberapa orang.
Kontrak WTI dan Brent naik minggu ini sesudah data memperlihatkan vaksin Covid-19 uji cobatal sedang ditingkatkan oleh Pfizer Inc dan BioNTech Jerman 90 % efisien. Tapi di hari Kamis, Tubuh Energi Internasional (IEA) menjelaskan keinginan minyak global mustahil memperoleh dorongan yang berarti dari vaksin sampai 2021.
"Tidaklah heran bila pasar memotong peningkatan harga ini hari sebab fakta untuk suplai dan keinginan minyak mentah muram. Sesaat masalah Covid-19 baru harian di AS membuat rekor baru untuk hari ke-3 beruntun," kata Bjornar Tonhaugen, Kepala Pasar Minyak di Rystad.
"Saldo minyak mentah dan cairan kami memperlihatkan jika harga minyak harus turun saat sebelum naik semakin tinggi," sambungnya.
Riset menjelaskan limitasi yang lebih ketat pada mobilisasi untuk tangani masalah virus korona yang melesat membuat Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang diketahui selaku OPEC+, kemungkinan sangsi untuk longgarkan limitasi produksi sama seperti yang diperkirakan pada Januari.
OPEC+ akan melangsungkan Komite Pengawasan Kementerian Bersama pekan kedepan, yang akan memberi beberapa tanda-tanda mengenai apa yang kemungkinan ditetapkan oleh produsen pada tatap muka menteri selanjutnya pada 1 Desember.
Menteri Energi Aljazair menjelaskan minggu ini jika OPEC+ bisa perpanjang pengurangan produksi minyak group sekarang ini sampai 2021 atau memperdalamnya lebih jauh bila dibutuhkan.
